Penanganan Tanah Dasar Dengan Menggunakan Geotextile Pada Jalan Akses Tol Tebing Tinggi - Parapat (lokasi:TA2024TKJJ27)

Proses perencanaan jalan terkait erat dengan mempertimbangkan aspek geoteknik, karena penting untuk memperhitungkan daya dukung tanah selama fase perencanaan. Lapisan tanah dasar atau subgrade adalah lapisan tanah terendah yang digunakan sebagai fondasi, lapisan tanah dasar sering menghadapi tantangan seperti daya dukung beban yang tidak merata di berbagai wilayah dan variasi dalam pengendapan karena adanya lapisan tanah lunak dibawahnya. Penggunaan bahan penguat seperti geotextile menjadi solusi efektif untuk mencegah pencampuran tanah timbunan dengan tanah dasar, meningkatkan stabilitas tanah, dan telah populer dalam proyek teknik sipil. Masalah yang dihadapi di lokasi proyek akses tol Tebing Tinggi - Parapat adalah dominasi tanah lunak dengan daya dukung rendah. Maka dari itu, penerapan geotextile di lokasi ini didasarkan pada kompatibilitasnya dengan kondisi tanah lunak yang ditandai dengan daya dukung tanah yang rendah. Geotextile yang digunakan di lokasi proyek ini adalah jenis separator non-woven. Jenis geotextile ini digunakan untuk mencegah tercampurnya lapisan bahan yang berbeda, terutama pada kondisi tanah lunak. Dari analisis yang telah dilakukan menujukan penggunaan geotextile efektif meningkatkan stabilitas tanah, menahan beban hingga tinggi kritis 7,79 meter tanpa kegagalan struktural, dengan penurunan 0,103 meter dalam waktu 41,11 menit. Pada geotextile ini memiliki daya dukung tanah sebesar 1453,5 kPa dengan nilai safety factor daya dukung sebesar 1.73. Tanpa menggunakan geotextile, tanah hanya menahan beban hingga tinggi kritis 6.66 meter, dengan penurunan sebesar 0,136 meter dalam waktu 115,91 menit yang lebih lama di bandingkan dengan menggunakan geotextile dan memiliki daya dukung tanah sebesar 1273 kPa dengan nilai safety factor daya dukung sebesar 1.48